Slide Show

Jumat, 16 April 2010

IPTEK

Notebook, Laptop, Nettop dan Netbook

Sudah bukan hal yang asing bagi kita mengenai istilah diatas. Namun tidak ada salahnya bagi kita untuk lebih jauh mengupas atau mengetahui istilah diatas. Sehingga, jangan sampai kita dibilang gaptek karena kurang paham atas istilah gadget yang berkembang dewasa ini.

Keempat kata diatas jika ditilik dari penggunaan, bukanlah hal yang berbeda jauh. Semua kata diatas me-refer pada satu istilah yakni “komputer jinjing” atau “komputer lipat”. Notebook merupakan istilah yang muncul bersamaan dengan keberadaan komputer jinjing. Ukurannya lebih kecil dan mudah dibawa kemana-mana dibandingkan dengan komputer biasa (PC Desktop) yang ukurannya segede ‘gaban’. Sedangkan istilah Laptop berkembang seiring munculnya istilah notebook, yakni diambil dari metode penggunaannya yang (dahulu) sering digunakan dengan dipangku diatas paha. Istilah laptop sendiri diambil dari kata ‘lap’dan ‘top’ yang artinya “diatas pangkuan”. Meskipun dewasa ini, para pengguna notebook tidak jarang menggunakannya diatas meja.

Sedangkan Netbook, merupakan istilah yang berkembang diawal tahun 2008 (bulan Februari) yang digaungkan oleh Intel. Netbook, adalah notebook atau laptop yang ukurannya lebih kecil. Secara teknis, penekanan penggunaan netbook adalah pada penggunaan aplikasi intenet dan wireless coomunication, sehingga pada netbook dipastikan wajib memiliki fasilitas wi-fi. Untuk para pengguna netbook lebih disegmentasikan bagi para pengguna pemula, seperti para siswa atau ibu rumah tangga yang menggunakan aplikasi dengan komputasi sederhana.

Belakangan muncul pula istilah Nettop, yakni PC Desktop dengan ukuran mini (lebih kecil dari PC Desktop biasa). Tidak berbeda dengan fungsi netbook, nettop juga lebih difungsikan untuk fasilitas akses aplikasi internet. Proyek yang dikembangkan oleh Intel bagi beberapa negara berkembang untuk peningkatan teknologi dibidang komputer untuk aplikasi internet. Ukurannya tidak lebih besar dibandingkan dengan Playstation.

Mungkin secara fisik, kita perlu mengetahui juga perbedaan antara notebook dengan netbook. Agar kita tidak salah menggunakan dua istilah tersebut dalam menyebutkan “komputer jinjing”.

Berikut adalah perbedaan antara notebook dengan netbook.

NOTEBOOK
1. Lebar layer 10 s.d 17 inci
2. Berat min. 1,9 kg
3. Prosesor powerful, mendekati PC
4. Graphic card jauh lebih baik, bermain game lebih seru
5. Ukuran keyboard sangat nyaman
6. dilengkapi CDROM
7. harga lebih mahal.

NETBOOK
1. Lebar layar 7 s.d 10 inci
2. Bobot lebih ringan, maks. 1,5 kg
3. Prosesor hanya untuk komputasi ringan
4. Lupakan ide bermain game di netbook
5. Ukuran keyboard 80-85% dari normal
6. Tidak dilengkapi CDROM
7. harga lebih murah.

Mudah-mudahan dengan mengetahui istilah diatas, kita tidak salah lagi menyebutkan notebook dan netbook. (/IJ)


Sumber : http://techno.okezone.com
Selengkapnya...

Read More...

Rabu, 14 April 2010

BUDAYA JEPANG


BAGAIMANA MEREKA SUKSES

10 RAHASIA SUKSES ORANG JEPANG

oleh: Sarjono, SE, M.Ak, CFE, Ak (Sarjono Bregas al-Wanaghiry)


Berikut disajikan factor-faktor yang mengantarkan orang Jepang menjadi sukses. Tulisan ini dikutip dari tulisan Ibrahim Miharb (dari Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Bandung Institute of Technology)


1. Kerja Keras

Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2.450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1.957 jam/tahun), Inggris (1.911 jam/tahun), Jerman (1.870 jam/tahun), dan Perancis (1.680 jam/tahun). Seorang pegawai di Jepang bisa menghasilkan sebuah mobil

dalam 9 hari, sedangkan pegawai di negara lain memerlukan 47 hari untuk membuat mobil yang bernilai sama. Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.


2. Malu

Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dan pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pejabat (mentri, politikus, dsb) yang

terlibat masalah korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Karena malu jugalah, orang Jepang lebih senang memilih jalan memutar daripada mengganggu pengemudi di belakangnya dengan memotong jalur di tengah jalan. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.


3. Hidup Hemat

Orang Jepang memiliki semangat hidup hemat dalam keseharian. Sikap anti konsumerisme berlebihan ini nampak dalam berbagai bidang kehidupan. Di masa awal mulai kehidupan di Jepang, saya sempat terheran-heran dengan banyaknya orang Jepang ramai belanja di supermarket pada sekitar jam 19:30. Selidik punya selidik, ternyata sudah menjadi hal yang biasa bahwa supermarket di Jepang akan memotong harga sampai separuhnya pada waktu sekitar setengah jam sebelum tutup. Seperti diketahui bahwa Supermarket di Jepang rata-rata tutup pada pukul 20:00.


4. Loyalitas

Loyalitas membuat sistem karir di sebuah perusahaan berjalan dan tertata dengan rapi. Sedikit berbeda dengan sistem di Amerika dan Eropa, sangat jarang orang Jepang yang berpindah-pindah pekerjaan. Mereka biasanya bertahan di satu atau dua perusahaan sampai pensiun. Ini mungkin implikasi dari Industri di Jepang yang kebanyakan hanya mau menerima fresh graduate, yang kemudian mereka latih dan didik sendiri sesuai dengan bidang garapan (core business) perusahaan.


5. Inovasi

Jepang bukan bangsa penemu, tapi orang Jepang mempunyai kelebihan dalam meracik temuan orang dan kemudian memasarkannya dalam bentuk yang diminati oleh masyarakat. Menarik membaca kisah Akio Morita yang mengembangkan Sony Walkman yang melegenda itu. Cassete Tape tidak ditemukan oleh Sony, patennya dimiliki oleh perusahaan Phillip Electronics. Tapi yang berhasil mengembangkan dan membundling model portable sebagai sebuah produk yang booming selama puluhan tahun adalah Akio Morita, founder dan CEO Sony pada masa itu. Sampai tahun 1995, tercatat lebih dari 300 model walkman lahir dan jumlah total produksi mencapai 150 juta produk. Teknik perakitan kendaraan roda empat juga bukan diciptakan orang Jepang, patennya dimiliki orang Amerika. Tapi ternyata Jepang dengan inovasinya bisa mengembangkan industri perakitan kendaraan yang lebih cepat dan murah.


6. Pantang Menyerah

Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Puluhan tahun dibawah kekaisaran Tokugawa yang menutup semua akses ke luar negeri, Jepang sangat tertinggal dalam teknologi. Ketika restorasi Meiji (meiji ishin) datang, bangsa Jepang cepat beradaptasi dan menjadi fast-learner. Kemiskinan sumber daya alam juga tidak membuat Jepang menyerah. Tidak hanya menjadi pengimpor minyak bumi, batubara, biji besi dan kayu, bahkan 85% sumber energi Jepang berasal dari negara lain termasuk Indonesia . Kabarnya kalau Indonesia menghentikan pasokan minyak bumi, maka 30% wilayah Jepang akan gelap gulita Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambahi dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo. Ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen) . Mungkin cukup menakjubkan bagaimana Matsushita Konosuke yang usahanya hancur dan hampir tersingkir dari bisnis peralatan elektronik di tahun 1945 masih mampu merangkak, mulai dari nol untuk membangun industri sehingga menjadi kerajaan bisnis di era kekinian. Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan). Kapan-kapan saya akan kupas lebih jauh tentang ini.


7. Budaya Baca

Jangan kaget kalau anda datang ke Jepang dan masuk ke densha (kereta listrik), sebagian besar penumpangnya baik anak-anak maupun dewasa sedang membaca buku atau koran. Tidak peduli duduk atau berdiri, banyak yang memanfaatkan waktu di densha untuk membaca. Banyak penerbit yang mulai membuat man-ga (komik bergambar) untuk materi-materi kurikulum sekolah baik SD, SMP maupun SMA. Pelajaran Sejarah, Biologi, Bahasa, dsb disajikan dengan menarik yang membuat minat baca masyarakat semakin tinggi. Saya pernah membahas masalah komik pendidikan di blog ini. Budaya baca orang Jepang juga didukung oleh kecepatan dalam proses penerjemahan buku-buku asing (bahasa inggris, perancis, jerman, dsb). Konon kabarnya legenda penerjemahan buku-buku asing sudah dimulai pada tahun 1684, seiring dibangunnya institute penerjemahan dan terus berkembang sampai jaman modern. Biasanya terjemahan buku bahasa Jepang sudah tersedia dalam beberapa minggu sejak buku asingnya diterbitkan.


8. Kerjasama Kelompok

Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Fenomena ini tidak hanya di dunia kerja, kondisi kampus dengan lab penelitiannya juga seperti itu, mengerjakan tugas mata kuliah biasanya juga dalam bentuk kelompok. Kerja dalam kelompok mungkin salah satu kekuatan terbesar orang Jepang. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, hanya 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok” . Musyawarah mufakat atau sering disebut dengan “rin-gi” adalah ritual dalam kelompok. Keputusan strategis harus dibicarakan dalam “rin-gi”.


9. Mandiri

Sejak usia dini anak-anak dilatih untuk mandiri. Irsyad, anak saya yang paling gede sempat merasakan masuk TK (Yochien) di Jepang. Dia harus membawa 3 tas besar berisi pakaian ganti, bento (bungkusan makan siang), sepatu ganti, buku-buku, handuk dan sebotol besar minuman yang menggantung di lehernya. Di Yochien setiap anak dilatih untuk membawa perlengkapan sendiri, dan bertanggung jawab terhadap barang miliknya sendiri. Lepas SMA dan masuk bangku kuliah hampir sebagian besar tidak meminta biaya kepada orang tua. Teman-temen seangkatan saya dulu di Saitama University mengandalkan kerja part time untuk biaya sekolah dan kehidupan sehari-hari. Kalaupun kehabisan uang, mereka “meminjam” uang ke orang tua yang itu nanti mereka kembalikan di bulan berikutnya.


10. Jaga Tradisi & Menghormati Orang Tua

Perkembangan teknologi dan ekonomi, tidak membuat bangsa Jepang kehilangan tradisi dan budayanya. Budaya perempuan yang sudah menikah untuk tidak bekerja masih ada dan hidup sampai saat ini. Budaya minta maaf masih menjadi reflek orang Jepang. Kalau suatu hari anda naik sepeda di Jepang dan menabrak pejalan kaki , maka jangan kaget kalau yang kita tabrak malah yang minta maaf duluan. Sampai saat ini orang Jepang relatif menghindari berkata “tidak” untuk apabila mendapat tawaran dari orang lain. Jadi kita harus hati-hati dalam pergaulan dengan orang Jepang karena “hai” belum tentu “ya” bagi orang Jepang Pertanian merupakan tradisi leluhur dan aset penting di Jepang. Persaingan keras karena masuknya beras Thailand dan Amerika yang murah, tidak menyurutkan langkah pemerintah Jepang untuk melindungi para petaninya. Kabarnya tanah yang dijadikan lahan pertanian mendapatkan pengurangan pajak yang signifikan, termasuk beberapa insentif lain untuk orang-orang yang masih bertahan di dunia pertanian. Pertanian Jepang merupakan salah satu yang tertinggi di dunia.

Selengkapnya...

Read More...

Kamis, 08 April 2010

NOTULEN RAPAT, 4 APRIL 2010



PENGURUS

KELUARGA BESAR
ALUMNI SMK N 1 WONOGIRI

Waktu : 04 April 2010, pukul 10.00 - 17.00 WIB
Tempat : Kediaman Penasehat Alumni Bpk. Sunarmo Hadi
Ciputat ,Tangerang Selatan

Dihadiri oleh :
1. Bpk . Sunarmo Hadi
2. Bpk. Agus ( Kangagus Jawir)

3. Bpk. Sakti Wibowo
4. Bpk. Sutrisno Dwiantoro
5. Bpk. Hananto Erick

6. Sdr. Adhi Saryadi

7. Sdri. Wanti Nazwa
8. Sdr. Eko Hariyanto

9. Sdri. Tri Ningrum ( Ichy Imbiel)

10. Sdr. Hardhex

11. Sdr. Eko Setyawan

12. Beserta segenap pengurus dari tiap sekbid yang terwakili


Pembahasan agenda rapat adalah sebagai berikut :

1. MASALAH & KENDALA PENGUMPULAN DATABASE ALUMNI

2. CLUSTERING SUB UNIT ALUMNI PER TAHUN LULUSAN

3. AGENDA PENGAYAAN MATERI BLOG ALUMNI SMEGY

4. PERSIAPAN UNTUK RENCANA REUNI AKBAR ALUMNI SMEGY

5. PENCARIAN DANA KAS UNTUK ALUMNI


HASIL DAN KEPUTUSAN :
1. DATA BASE ALUMNI, Untuk pengumpulan data alumni merupakan tugas pokok dari semua pengurus KB-Alumni SMEGY, namun dengan amat sangat pengurus mohon agar semua anggota Alumni SMEGY dapat membantu dalam rangka penelusuran alumni , dengan cara apapun (gethok tular) sehingga dapat terkumpul data yang akurat dan sebanyak2nya untuk menentukan arah dan tujuan baik jangka pendek ataupun jangka panjang dalam wadah KELUARGA BESAR ALUMNI SMEGY.

2. KORWIL JABODETABEK diputuskan sebagai pusat database alumni dari semua angkatan, penanggung jawab database tersebut adalah Sdr. Hardhex (Suhardi-2006) semua data yang masuk akan dijamin kerahasiaannya dan tidak disalahgunakan, data tersebut akan di arsiparis dan di upload di blog alumni (www. alumnismegy.blogspot.com).
MARI KITA KUMPULKAN SAUDARA-SAUDARA SE-ALMAMATER KITA.

3. CLUSTERING SUB UNIT, maksudnya adalah pemilahan personil dalam penelusuran data, karena pengurus merasa kalau bukan satu angkatan lulusan, data susah didapat/para alumni kurang percaya. Di samping itu kalau tahun lulusannya sama lebih tahu berapa banyak teman yang dikenalnya dan kita berharap bisa berantai/gethok tular. Yang dimaksud disini bukan berarti pengelompokan kriteria ALUMNI yang dilihat dari tahun kelulusannya, tapi lebih merupakan pengembangan dari jaringan induk ALUMNI tiap KORWIL sehingga pengumpulan data lebih menyebar bukan saja melalui media jejaring sosial saja, tapi yang lebih luas lagi cakupannya( termasuk yang awam juga dengan dunia maya atau yang kurang banyak waktu untuk gabung di media jejaring sosial). Untuk penunjukkan wakil per angkatan/per tahun sedang di kumpulkan dan disortir oleh ketua. BERBEDA BERSAMA KITA BERSAUDARA.

4. PENGAYAAN MATERI BLOG. Berhubung untuk blog ALUMNI SMEGY masih baru menetas, maka diperlukan adanya pengayaan materi yang menarik minat dari ALUMNI bahkan non ALUMNI sekalipun untuk berkunjung SETIAP SAAT sehingga lebih mempopulerkan Blog kita.Untuk itu sebagai dewan redaksi akan diatur oleh manajerial Blog yaitu Sdr. Sutrisno Dwiantoro (Alumni 1995) dan Sdr. Sakti Wibowo (Alumni 1996), untuk konsep kita tunggu dari hasil internal meeting mereka. TETAP SEMANGAT.

5. PERSIAPAN REUNI AKBAR DI SEKOLAH. Mengingat rencana yang sudah tersiar dari KORWIL JATENG dan DIY bahwasanya akan diadakan REUNI AKBAR pada saat hari raya IDUL FITRI 2010,maka tugas dari pengurus ALUMNI SMEGY tiap korwil harus digenjot lagi, dan target untuk penelusuran data alumnipun diperpendek atau berhenti sementara sampai bulan JUNI 2010,untuk dapat diolah dalam rangka penyusunan acara dan dana yang dikoordinir antar korwil. Sehingga dengan sangat hormat sekali kami selaku pengurus memohon bantuan dari semua anggota GROUP ALUMNI SMEGY untuk dapat saling membantu pengumpulan data demi ALMAMATER tercinta kita.TUNJUKKAN KITA BISA!!!!!

6. PENCARIAN DANA KAS UNTUK ALUMNI. Mengingat bahwa suatu organisasi juga membutuhkan adanya dana untuk mobilisasi dan kesekretariatannya maka kami dari KORWIL JABODETABEK dan KORWIL JATENG & DIY, telah memutuskan untuk membuat sebuah kaos SMEGY dimana nantinya keuntungan yang ada akan masuk dalam Kas ORGANISASI kita. Untuk desain dan harga sedang dalam tahap pematangan dan pencarian sumber yang lebih rendah untuk biaya produksinya sehingga tidak memberatkan anggota ALUMNI SMEGY. Untuk pemesanan dan pengiriman akan diumumkan lebih lanjut. KAMI MOHON DUKUNGAN DAN PARTISIPASI KALIAN SEMUA.

Demikian hasil keputusan rapat dan point-point penting dalam pertemuan antara PENGURUS KORWIL JABODETABEK, mari kita laksanakan dengan penuh semangat dan sukacita demi kemajuan almamater kita khususnya dan WONOGIRI kita tercinta pada umumnya.
Untuk itu kami selaku pengurus KORWIL JABODETABEK mohon adanya saran, kritik, dukungan dan bantuan dari teman-teman semua anggota ALUMNI SMEGY, sehingga KITA DAPAT MELANGKAH BERSAMA LEBIH MAJU LAGI.
Atas perhatian dan kesediaan teman-teman semua kami ucapkan bamuak-banyak terima kasih.

TUNJUKKAN KITA BISA,TUNJUKKAN eSeMKa MU, TUNJUKKAN PADA DUNIA.


MENGETAHUI

KETUA SEKRETARIS


Agus S. Dwi Warna
Selengkapnya...

Read More...

Rabu, 07 April 2010

TENTANG KABUPATEN WONOGIRI



Sejarah berdirinya Kabupaten Wonogiri dimulai dari embrio "kerajaan kecil" di bumi Nglaroh Desa Pule Kecamatan Selogiri. Di daerah inilah dimulainya penyusunan bentuk organisasi pemerintahan yang masih sangat terbatas dan sangat sederhana, dan dikemudian hari menjadi simbol semangat pemersatu perjuangan rakyat. Inisiatif untuk menjadikan Wonogiri (Nglaroh) sebagai basis perjuangan Raden mas Said, adalah dari rakyat Wonogiri sendiri ( Wiradiwangsa) yang kemudian didukung oleh penduduk Wonogiri pada saat itu.

Mulai saat itulah Ngalroh (Wonogiri) menjadi daerah yang sangat penting, yang melahirkan peristiwa-peristiwa bersejarah di kemudian hari. Tepatnya pada hari Rabu Kliwon tanggal 3 Rabi'ul awal (Mulud) Tahun Jumakir, Windu Senggoro: Angrasa retu ngoyang jagad atau 1666, dan apabila mengikuti perhitungan masehi maka menjadi hari Rabu Kliwon tanggal 19 Mei 1741 ( Kahutaman Sumbering Giri Linuwih), Ngalaroh telah menjadi kerajaan kecil yang dikuatkan dengan dibentuknya kepala punggawa dan patih sebagai perlengkapan (institusi pemerintah) suatu kerajaan walaupun masih sangat sederhana. Masyarakat Wonogiri dengan pimpinan Raden Mas Said selama penjajajahan Belanda telah pula menunjukkan reaksinya menentang kolonial.

Jerih payah pengeran Samber Nyawa ( Raden Mas Said ) ini berakhir dengan hasil sukses terbukti beliau dapat menjadi Adipati di Mangkunegaran dan Bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya ( KGPAA) Mangkunegoro I. Peristiwa tersebut diteladani hingga sekarang karena berkat sikap dan sifat kahutaman ( keberanian dan keluhuran budi ) perjuangan pemimpin, pemuka masyarakat yang selalu didukung semangat kerja sama seluruh rakyat di Wilayah Kabupaten Wonogiri.

Ditemukannya hari jadi Wonogiri pada tanggal 19 Mei 1741 akan merupakan sumber kebanggaan sebagai pendorong kemajuan dan pembangunan daerah Wonogiri. Hari jadi itu sendiri sebenanrnya merupakan jati diri yang akan menjadi titik tolak untuk melihat ke masa depan dengan pembangunan yang berkesinambungan dengan berpedoman pada Stabilitas Undang-undang Koordinasi Sasaran Evaluasi dan Semangat Juang (SUKSES).

Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan sebutan Kota Gaplek, merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang pembentukannya ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah–Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah.

Kondisi Kabupaten Wonogiri yang kaya kepemilikan gunung dan perbukitan dengan unsur tanah yang bervariasi sehingga kaya akan potensi alam seperti hutan, sungai, waduk dan gua yang sangat potensial sebagai tujuan wisata.
Kabupaten Wonogiri sebagai kota tujuan wisata sangat dimungkinkan karena :

- Dekat dengan tujuan wisata Solo dan Yogyakarta.
- Dekat dengan Bandara Adi Sumarmo Solo
- Event-event pariwisata cukup potensial
- Jaringan transportasi cukup lancar dari Pacitan, Ponorogo (Jawa Timur), Solo dan Yogyakarta.
- Potensi alam dan fasilitas cukup memadai.

Wonogiri kaya akan wisata ritual, karena menurut sejarahnya wonogiri didirikan oleh RM. Said (Pangeran Sambernyowo/Mangkunegoro I)

Salah satu petilasan RM.Said adalah Momumen Watu Gilang di Nglaroh Selogiri, Sendang Siwani terletak di Kecamatan Selogiri kurang lebih 5 Km arah ke utara Kota Wonogiri dan masih banyak petilasan yang lain, sebagai wisata ritual banyak dikunjungi orang untuk meditasi dan ngalab berkah pada malam Selasa Kliwon dan Jum’at Kliwon.
sumber : http://www.wonogirikab.go.id/home.php?mode=content&id=75
Selengkapnya...

Read More...